Beragam bentuk awan, ada yang seperti ikan, kelinci, dsb.
Seperti apa awan yang kamu lihat?
Siapa yang tidak suka
dengan awan? Ah, mungkin hanya yang sedang sakit gigi hehe.
Coba deh berbaring di
lapangan rerumpuntan saat hari cerah, lihat deh awan yang bergumpal-gumpal di
beberapa bagian langit. Lihat, ada yang seperti kelinci, ada yang seperti ikan,
ah itu mah seperti teman kita.
Tapi saat kita
bermain-main dengan memandang bentuk-bentuk awa, terpikirkankah pertanyaan ini;
apa sebenarnya awan itu? Kita seringkali melupakan itu. Padahal ilmu
pengetahuan itu awalnya dari “pertanyaan”. Hehe... sok tahu banget. Biarin,
tapi beginilah ceritanya....
Matahari membuat air menguap, semakin banyak menumpuk di langit. Dan saat udara mendingin, jadilah titik-titik air, itulah awan...
Saat hari panas,
matahari bersinar terik, air naik menjagi gas. Air dari mana? Ya, dari lautan,
sungai, danau, kolam, dan sumber air lainnya. Juga dari tanah, dedaunan, dan
apapun yang basah menjadi kering karena airnya menguap, menjadi uap air. Coba
lihat deh bila kita mencuci pakaian. Saat pakaian basah itu dijemur, akan
terlihat uap air naik.
Nah, di langit
uap-uap air itu berkumpul. Saat udara menjadi dingin, uap-uap air itu menjadi
titik-titik air dan es. Titik-titik air yang mengapung di langit inilah yang
kita sebut awan. Bila titik air ini semakin banyak dan udara semakin dingin,
maka turunlah hujan. Dan kita berlari-lari kesenangan sambil berteriak-teriak:
horreee... hujan....
Awan stratus (kiri), awan sirus (tengah) dan awan kumulus (kanan)
Mengapa awan bisa
berubah-ubah bentuknya? Itu sih karena awan mengapung di udara. Jad tertiup
angin sedikit ya berubah bentuknya. Tapi ketinggian awan dan keadaan cuaca
sangat berpengaruh pada bentuk awan. Makanya awan dinamai karena bentuk dan
ketinggiannya itu.
Misalnya ada yang
dinamai awan kumulus, awan yang berbentuk seperti kapas, di ketinggian tertentu
seperti sisik ikan. Awan sirus terdiri dari kristal es karena letaknya lebih
tinggi. Awan sirus ini berserakan seperti baru disapu. Awan stratus menjadikan
langit suram dan kelabu. Awan ini letaknya lebih dekat dengan tanah. Bila ada
awan stratus ini kita sering berlari ke dalam rumah, karena kita percaya
sebentar lagi akan turun hujan besar.
Gelap dan terang awan
karena jaraknya? Stop dulu. Bukan hanya itu yang mempengaruhi. Tebal dan
tidaknya awan sangat berpengaruh. Semakin tebal awan, cahaya semakin susah
tembus. Makanya gelap. Makanya kita percaya sebentar lagi hujan besar. Awan
terang karena tipis, cahaya dengan gampang masih bisa tembus.
Kalau awan yang
bercahaya, ada yang kemerahan, ada yang keemasan. Itu pasti terjadi sore saat
matahari terbenam. Matahari terbenam berwarna kemerahan. Awan yang tebalnya
berbeda memantulkan warna berbeda juga. Awan tebal memantulkan warna ungu dan
awan tipis menjadi warna merah jambu.
Masih tidak suka
dengan awan? Cepat deh ke dokter gigi. Atau beli obat sakit gigi hehehe. **
Harga : Rp.159.000,-
PEMESANAN HUB:
WA : 085772751686
BBM : 5CEFDB37
Ingin tahu lebih banyak tentang buku KUMPULAN 101 KULTUM TENTANG ISLAM?
Klik saja DI SINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar